Purnama, 7 Mei Besok, PHDI Himbau Umat Untuk Nyejer Pejati Lagi
Hari Suci Purnama yang jatuh pada tanggal 7 Mei, Kamis, Pon, Sasih Jiyestha seluruh Umat Hindu di Provinsi Bali diimbau untuk melakukan persembahyangan di tempat sucinya (Merajan ataupun Sanggah, Red) masing-masing untuk memohon perlindungan, sekaligus memohon agar virus corona (Covid-19) segera hilang dari muka bumi ini.
Imbauan tersebut, disampaikan secara resmi oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali melalui Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, Selasa (5/5) malam. Dalam persembahyangan Purnama tanggal 7 Mei ini, PHDI Provinsi Bali menghimbau kepada umat Hindu Nyejer Pejati di Pelinggih Kemulan dengan mengganti pejati yang lama dengan yang baru. "Dimana pejati yang baru tersebut berisi Serobong Daksina yang terbuat dari bahan janur dan di dalam pejati terdapat tepung tawar serta benang tridatu yang ditempatkan di dalam Pejati," jelasnya.
Secara makna, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si menjelaskan fungsi benang tridatu ini untuk memohon perlindungan kepada Tiga Dewa Penguasa Dunia yakni Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Makna tepung tawar ialah supaya penyakit Covid-19 ini menjadi netral, sedangkan makna Serobong Daksina ini bermakna agar seluruh virus corona cepat dinetralkan atau hilang dari muka bumi.
“Pada saat sembahyang Purnama, kami mengajak umat Hindu untuk memusatkan pikiran serta berdoa kepada Ida Bhatara Guru dan Ida Bhatara Surya Gni yang dimulai dari Pukul 18.00 WITA sore,” ajaknya seraya menjelaskan setelah selesai sembahyang semua keluarga diharapkan nunas tirta dari Pelinggih Kemulan dan dilukatkan secara bersama-sama, setelah itu nunas benang tridatu yang telah ditempatkan pada Pejati dan diikat pada tangan masing-masing anggota keluarga.