Membongkar Misteri Lontar Bali: Memahami Ajaran Usada
Bali, sebagaimana daerah lainnya, tak terlepas dari hal-hal mistik nan menarik. Lontar bali di antaranya. Anda akan tergelitik untuk mengulik lebih lanjut mengenai ajaran Usada ini. Tertarik? Simak artikel berikut.
Membongkar Misteri Lontar Bali
Lontar Bali ajaran Usada merupakan naskah klasik yang berisi berbagai macam jenis pengobatan. Naskah tersebut ditulis di atas daun Lontar Bali menggunakan bahasa Bali, sehingga disebut ajaran Usada. Ada berbagai jenis Lontar Usada, sesuai dengan jenis penyakit serta pengobatannya.
Naskah tersebut tersebar di dalam dan luar negeri. Naskah Lontar Bali ini banyak tersimpan di Gedong Kirtya, Perpustakaan Balai Bahasa Bali dan Universitas Udayana. Selain itu, ada beberapa naskah yang dijadikan koleksi pribadi.
Beberapa naskah Lontar Bali ajaran Usada sudah dialihaksarakan dan diterjemahkan. Seperti Usada Sari (2007, Usada Tuju/rematik (2007), Usada Paneseh (2015). Di dalam katalog yang disusun Behrend (1998) disebutkan beberapa ajaran Usada, diantaranya Usada Tamba Panastis, Usada Penawar Ruruning Upas, dan Usada Paribasa Mahasantra Parisa. Katalog tersebut tersimpan rapi di Perpustakaan Nasional RI Jakarta.
Selain itu, katalog Wierenga menyebutkan beberapa judul naskah ajaran Usada sebagaimana koleksi yang ada di perpustakaan Universitas Leiden.
Penelitian tentang Usada
Hasil penelitian Tim Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali menunjukkan beberapa judul naskah Lontar Usada, di antaranya:
- Usada Cukildaki (pengobatan rematik),
- Usada Buduh (pengobatan orang sakit jiwa),
- Usada Ila (pengobatan penyakit lepra),
- Usada Dalem (pengobatan penyakit dalem),
- Usada Manak (pengobatan merawat kandungan/melahirkan),
- Usada Kacacar (pengobatan penyakit cacar),
- Usada Lare (pengobatan anak), Usada Panugpugan (penyakit black magic),
- Usada Budhakecapi,
- Usada Kuda,
- Usada Tiwang, dan
- Usada Kurantangbolog.
Semua judul diatas mencerminkan jenis obat serta tata cara pengobatan pada masing-masing penyakit. Dalam naskah tersebut sudah dilengkapi dengan jenis penyakit, bahan-bahan obat, cara meracik, dan prosedur pengobatan untuk masing-masing penyakit.
Misalnya, untuk jenis penyakit gangguan jiwa, yang dijelaskan ada 11 jenis. Jenis-jenis penyakit jiwa tersebut bisa ditandai dengan gejala suka bernyanyi sendiri dan sering menangis. Ada juga yang sering tertawa sendiri, bahkan bermain kotoran. Selain itu, orang yang terkena gangguan jiwa cenderung sering meracau, sering tidur dan tidak mau makan. Parahnya, ada yang sering marah-marah tidak jelas, epilepsi, perut bengkak, bahkan memaki-maki dukun yang mengobatinya. Tanda penyakit gila juga bisa diakibatkan dengan gejala campuran atau umum. Masing-masing penyakit gila tersebut memiliki obat dan cara pengobatan yang berbeda-beda.
Usada sebagai Cara Pengobatan
Menurut Buku Paneseh Usada (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bali, 2015), dijelaskan contoh obat serta cara pengobatan dari berbagai macam penyakit. Contohnya, bahan obat penyakit tuju atau rematik yang ditandai gejala sakit pinggang, yaitu:
- Isi buah kemiri,
- Beras yang sudah direndam, dan
- Bawang merah yang dibakar.
Adapun cara pengobatannya yaitu dengan menghaluskan semua bahan-bahan tersebut. Kemudian, semburkan ke area pinggang yang terasa nyeri.
Sedangkan bahan untuk sakit panas yaitu;
- Kayu puri, dan
- Nasi yang dijemur (beras karag).
Cara pengobatannya yaitu dengan menghaluskan kedua bahan tersebut. Kemudian, balurkan ke area badan yang terasa panas menggunakan ramuan tersebut.
Contoh lain dari ajaran Usada, yaitu pengobatan penyakit dalem dengan gejala bengkak dan batuk keluar nanah atau darah. Obat penyakit tersebut antara lain:
- Kunyit warangan,
- Kulit pohon pule,
- Kayu batu maswi,
- Temukus,
- Tiga butir ketumbar, dan
- Minyak kelapa.
Cara pengobatannya yaitu dengan menumbuk halus semua bahan tersebut. Setelah itu, ramuannya diminum. Sedangkan, obat untuk bagian luarnya yaitu;
- Daun kemiri muda,
- Cendana,
- Pohon kembang,
- Sepatu,
- Maswi, dan
- Kemiri
Semua bahan tersebut ditumbuk halus, lalu disemburkan sebagaimana buku yang diterbitkan Dinas Kebudayaan setempat. Adapun obat untuk ibu melahirkan yang plasentanya tidak keluar yaitu dengan minum kaum kemurungan dicampur arak. Obat lainnya untuk penyakit serupa yaitu dengan jahe 7 iris dicampur urang aring. Kemudian, dilumatkan dan diminum
Sebenarnya, masih ada resep obat dan cara pengobatan yang disebutkan dalam naskah Lontar Bali ajaran Usada. Naskah tersebut menunjukkan bahwa sejak zaman dulu nenek moyang Nusantara memiliki kemampuan dalam melakukan observasi. Terhadap berbagai macam penyakit serta melakukan diagnosa terhadap penyakit tersebut.
Dengan menjelajah naskah kuno Lontar Usada Bali, kita bisa melihat khazanah ilmu pengetahuan Nusantara di bidang penyakit. Termasuk teknik pengobatan serta obat-obatan untuk gejala penyakit yang dialami.